Pages

Minggu, 12 Desember 2010

Militer AS masih kaji dampak kebocoran dokumen rahasia

Amerika Serikat menyatakan mungkin perlu waktu lama untuk menentukan dampak bocornya lebih dari 90.000 berkas rahasia militer.

Dokumen, yang diterbitkan di situs internet Wikileaks, memuat rincian perang di Afghanistan, termasuk kematian korban sipil yang sebelumnya tidak dilaporkan.

Berkas rahasia itu mengungkapkan kekhawatiran di kalangan Nato bahwa aparat intelijen Pakistan membantu Taliban. Islamabad menepis kekhawatiran.

Gedung Putih mengutuk pembocoran berkas rahasia itu dan menyatakan aksi itu mungkin ancaman bagi keamanan nasional AS.

Tumpukan berkas rahasia, yang diterbitkan oleh Wikileaks sebagai Catatan Perang Afghanistan, adalah salah satu kebocoran rahasia terbesar dalam sejarah AS.

Wikileaks menggambarkan dokumen-dokumen sebagai laporan medan tempur dan intelijen yang dihimpun oleh beragam satuan militer dalam rentang waktu 2004-2009.

Menyatakan pembocoran berkas rahasia perbuatan kriminal, jurubicara Pentagon Kol Dave Lapan mengatakan para pejabat Amerika tengah mengkaji dokumen tersebut untuk menyimpulkan apakah mereka mengungkapkan sumber dan metode dan mungkin membahayakan personel AS dan koalisi.

Menurut Lapan, menelaah dokumen yang dibocorkan tadi mungkin perlu waktu berhari-hari, kalau tidak berminggu-minggu.


Tidak meragukan

Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengatakan kebocoran tidak mengungkapkan sesuatu yang baru mengenai hakikat perang di Afghanistan, tapi rincian yang dibeberkan mungkin merusak.

Setiap kali anda mendapati kemungkinan nama dan operasi dan rencana bocor ke ranah publik...selain melanggar hukum, itu juga berpotensi membahayakan mereka yang memperkuat militer kita, mereka yang bekerja sama dengan militer kita dan mereka yang bekerja untuk menjaga keselamatan kita, kata Gibss.

Pendiri Wikileaks, Julian Assange, mengatakan kepada konferensi pers di London bahwa dia sama sekali tidak meragukan reliabilitas laporan dan menyatakan publikasi bahan itu setara dengan dibukanya arsip dinas polisi rahasia Jerman Timur, Stasi.

Dokumen-dokumen tersebut sebelumnya telah dikirim ke koranNew York Times, Guardian dan majalah berita Jerman, Der Spiegel.

•detik

0 komentar:

Posting Komentar