Pages

Kamis, 09 Desember 2010

WikiLeaks: AS Gosipkan Presiden Afsel

Memo dari Dubes AS untuk Afsel itu menilai Presiden Thabo Mbeki mudah tersinggung.

 Publikasi rentetan informasi sensitif milik Amerika Serikat (AS) di laman WikiLeaks masih berlangsung. Kali ini muncul memo diplomatik yang menggunjingkan Thabo Mbeki, mantan presiden Afrika Selatan (Afsel) selama 1999-2008. Sejumlah pejabat Afsel pun turut dinilai negatif. 

Memo itu dikirim Duta Besar AS untuk Afrika Selatan (Afsel), Delano Lewis, kepada Departemen Luar Negeri di Washington, 23 Februari 2001. Lewis saat itu melaporkan penilaiannya atas pemerintahan baru Afsel di bawah Presiden Mbeki, yang menggantikan Nelson Mandela.

Bocoran dari WikiLeaks itu, yang juga dimuat harian The Guardian, mengungkapkan bahwa Mbeki dianggap sebagai pemimpin yang mudah tersinggung. Itulah sebabnya, dalam memo ke Washington, Kedubes AS di Pretoria memberi judul "Mbeki yang Perasa akan Butuh Penanganan yang Cekatan."

Setelah mempelajari tindakan dan pernyataan Mbeki, Lewis menilai bahwa AS perlu memberi perhatian yang khusus bagi pemimpin yang satu ini. "Tantangan bagi pejabat AS adalah menerima tokoh Afrika yang penting namun sangat sensitif ini dan membangun suatu dialog yang konstruktif. Sangat dianjurkan agar dia diundang ke Washington sesegera mungkin untuk memulai dialog," demikian kutipan memo itu.

Memo dari Kedubes AS itu juga mempertanyakan kemampuan Mbeki untuk menerima kritik dan memerintah secara kolektif. Rupanya, Mbeki disorot setelah menolak menerima bukti ilmiah atas HIV/AIDS dan lalai mengritik pelanggaran HAM di Zimbabwe.

Kedubes AS pun mempertanyakan kemampuan para penasihat inti Mbeki, yang dinilai rata-rata kurang berpengalaman dalam urusan diplomasi. Salah satunya mendiang Park Mankahlana, jurubicara presiden Afsel.

"Parks Mankahlana kehilangan hampir semua kredibilitasnya dengan mitra penting, yaitu media massa Afrika Selatan, beberapa bulan sebelum wafat akibat suatu penyakit, yang kebanyakan pihak yakin itu adalah AIDS. Namun, dia tidak pernah mengaku," tulis memo itu.

Mbeki pun dinilai membela sejumlah pejabat lain yang dinilai kurang layak. "Mbeki tetap loyal dengan sejumlah menteri kabinet, seperti Menteri Keselamatan dan Keamanan, Steve Tshwete, yang sering menghina dan bertindak sembrono dan pernah membuat marah komunitas Portugis di sini dengan mempertanyakan patriotisme mereka saat mengritik cara Mbeki dalam menangani isu-isu kriminal," lanjut memo itu.

"Lalu ada Menteri Luar negeri Nkosazana Dlamini-Zuma, yang kasar dan cepat marah, atau Menteri Kesehatan [Manto Tshabalala Msimang] yang pernah mengedarkan sebagian isi suatu buku karangan seorang penyangkal AIDS ke selurut kabinet," demikian kutipan memo itu.

0 komentar:

Posting Komentar