Pages

Senin, 13 Desember 2010

Wikileaks ungkap sifat pemimpin dunia

Presiden Rusia Medvedev dan Presiden Iran Ahmadinejad disebut Wikileaks

Sifat sejumlah pemimpin dunia terungkap dari dokumen yang dibocorkan Wikileaks.

Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi disebut diplomat Amerika Serikat sebagai orang "yang lemah, angkuh dan tidak efektif sebagai pemimpin modern Eropa".

Tahun 2008, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Moskow melukiskan Presiden Dmitry Medvedev sebagai "Robin untuk Batman". Ungkapan ini merujuk ke Perdana Menteri Vladimir Putin orang kuat Rusia yang digambarkan sebagai Batman.

Kabel diplomatik dari Kedutaan Besar AS itu juga berkomentar mengenai kedekatan hubungan antara Berlusconi dengan Putin.

Komentar bocoran dari Kedutaan Besas AS itu juga menyebutkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-il sebagai "pemimpin tua yang lembek" yang menderita stroke.

Sedangkan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dirujuk sebagai "Hitler".

Dalam dokumen yang dibocorkan Wikileaks disebutkan Menteri Kerja Sama Internasional Afrika Selatan menyebut Presiden Zimbabe Mugabe sebagai "orang tua gila".

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dikatakan orang yang kurus dan otoriter.

Sedangkan Kanselir Jerman Angela Merkel dilukiskan orang yang ingin "menghindari risiko dan jarang kreatif".

Bahkan Presiden Afghanistan Hamid Karzai juga digambarkan diplomat Amerika "sangat lemah".

Sementara Kolonel Muammar Khadafi dari Libya selalu melakukan perjalanan dengan perawat Ukraina "berambut pirang yang montok".

Para pejabat Amerika Serikat tidak mengungkapkan sumber dari kebocoran itu namun kecurigaan diarahkan ke Bradley Manning, mantan agen intelijen militer yang ditangkap setelah video serangan terhadap wartawan di Irak disiarkan.

•detik

Wikileaks terbitkan lagi dokumen rahasia

Julian Assange mengatakan Amerika takut diminta bertanggung jawab

Situs pengungkap dokumen rahasia Wikileaks menerbitkan ratusan ribu pesan diplomatik rahasia Amerika Serikat dan berbagai surat kabar internasional menerbitkan sarinya.

Wikileaks tetap menerbitkan dokumen-dokumen rahasia dan tidak mengindahkan permohonan pemerintah Amerika agar situs tersebut tidak menerbitkan dokumen.

Inti sari dokumen yang diterbitkan berbagai surat kabar internasional ini diambil dari seperempat juta korespondensi antara Departemen Luar Negeri Amerika dan misi diplomatik Amerika selama tiga tahun terakhir.

Salah satu dokumen berisi pernyataan bahwa Arab Saudi dan sejumlah negara Arab meminta Amerika untuk menghentikan program nuklir Iran dengan segala cara, termasuk serangan militer.

Selain itu, muncul keterangan rinci mengenai sabotase komputer secara terus menerus oleh pemerintah Cina terhadap Amerika dan sekutu-sekutunya.

Reaksi

Gedung Putih menyebut penerbitan kabel diplomatik ini sebagai langkah yang ceroboh dan berbahaya. Gedung Putih mengatakan penerbitan ini bisa membahayakan pembicaraan pribadi dengan pemerintah asing dan pemimpin oposisi, membahayakan diplomat Amerika, agen intelijen dan pihak-pihak yang meminta bantuan Amerika untuk mendorong demokrasi.

Wikileaks
Wikileaks sebelumnya menerbitkan dokumen perang Irak dan Afghanistan

Departemen Pertahanan Amerika mengatakan pihaknya telah meningkatkan pelatihan dan membuat sistem komputernya lebih aman guna memastikan dokumen rahasia tidak bocor.

Sebelumnya, Amerika Serikat menulis surat kepada pendiri situs pengungkap dokumen rahasia Wikileaks, Julian Assange, meminta dia agar tidak menerbitkan sejumlah dokumen diplomatik.

Assange menuding pihak berwenang Amerika takut karena akan dituntut bertanggung jawab. Wikileaks mengatakan bahwa dokumen rahasia ini volumenya tujuh kali lipat lebih besar dari hampir 400.000 dokumen Pentagon terkait perang Irak yang diterbitkan situs itu bulan Oktober lalu.

Para pengamat mengatakan Amerika dan sekutu-sekutunya berpotensi dipermalukan oleh publikasi penilaian jujur dari berbagai diplomat asing.

Media Inggris mengatakan pemerintah Inggris mengkhawatirkan penerbitan dokumen itu dapat menyebabkan warga negara Inggris yang ada di negara-negara Muslim dijadikan sasaran balas dendam terhadap pandangan-pandangan yang dianggap "anti-Islam".

Kementerian Pertahanan Inggris mendesak para redaktur media Inggris agar "selalu mengingat" dampak penerbitan bocoran itu terhadap keamanan nasional.

•detik

AS peringatkan pendiri Wikileaks

Wikileaks pernah membeberkan penyiksaan oleh pasukan Irak dan bahwa jumlah warga sipil yang tewas 15.000 lebih banyak daripada yang dilaporkan

Amerika Serikat menulis surat kepada pendiri situs pengungkap dokumen rahasia Wikileaks, Julian Assange, meminta dia agar tidak menerbitkan sejumlah dokumen diplomatik.

Sebelumnya Wikileaks mengumumkan pihaknya akan membocorkan satu set dokumen rahasia baru yang lebih besar daripada penerbitan sebelumnya mengenai Afghanistan dan Irak.

Assange menuding pihak berwenang Amerika takut karena akan dituntut bertanggung jawab.

Bocoran terbaru ini diperkirakan akan meliputi dokumen-dokumen mengenai tindakan AS dan pandangan-pandangan rahasia sejumlah diplomat dari sejumlah negara termasuk Australia, Inggris, Kanada, Israel, Rusia dan Turki.

Surat dari penasihat hukum Departemen Luar Negeri AS, Harold Koh, itu merupakan tanggapan terhadap surat dari Assange kepada Duta Besar AS untuk Inggris, Louis Susman.

Assange meminta diberitahu siapa saja yang akan terancam jiwanya bila dokumen itu dibeberkan, demikian pernyataan Deplu AS.

Seorang pejabat senior Amerika mengatakan kepada BBC bahwa Assange menawarkan perundingan mengenai pembatasan penulisan.

Sebagai tanggapan Koh menuntut agar Wikileaks mengembalikan dokumen-dokumen resmi kepada pemerintah Amerika.

"Kami tidak akan bernegosiasi mengenai penerbitan lebih jauh atau membahas materi rahasia milik pemerintah Amerika yang didapat dengan cara ilegal," tulis Koh dalam surat itu.

Tujuh kali lebih besar

Surat Koh itu menambahkan bahwa penerbitan dokumen rahasia milik Departemen Luar Negeri itu melanggar undang-undang Amerika dan akan mengancam nyawa "yang tidak terhitung jumlahnya", dari wartawan sampai aktivis HAM dan blogger, dan memperbesar risiko operasi militer Amerika.

Media massa AS melaporkan surat seperti itu merupakan langkah yang jarang dilakukan oleh pemerintah Amerika dan mencerminkan kekhawatiran pemerintah mengenai dampak pembocoran itu.

Sebelumnya Wikileaks mengatakan bahwa dokumen rahasia ini volumenya tujuh kali lipat lebih besar daripada hampir 400.000 dokumen Pentagon terkait perang Irak yang diterbitkan situs itu bulan Oktober lalu.

Wikileaks belum mengumumkan kapan dokumen-dokumen itu akand iterbitkan, tetapi ada spekulasi bahwa penerbitan itu akan dilakukan hari ini (Minggu 28/11).

Para pengamat mengatakan Amerika dan sekutu-sekutunya berpotensi dipermalukan oleh publikasi penilaian jujur dari berbagai diplomat asing.

Media Inggris mengatakan pemerintahnya mengkhawatirkan penerbitan dokumen itu dapat menyebabkan warga negara Inggris yang ada di negara-negara Muslim dijadikan sasaran balas dendam terhadap pandangan-pandangan yang dianggap "anti-Islam".

Kementrian Pertahanan Inggris mendesak para redaktur media Inggris agar "selalu mengingat" dampak penerbitan bocoran itu terhadap keamanan nasional.

•detik

Wikileaks, AS peringatkan sekutu

Wikileaks
Wikileaks sebelumnya membocorkan dokumen Irak dan Afghanistan

Amerika Serikat memberitahu pemerintahan sejumlah negara, termasuk Inggris, tentang kemungkinan dikeluarkannya dokumen diplomatik oleh Wikileaks.

Sejumlah laporan menyebutkan Turki, Denmark, Israel dan Norwegia juga diperingatkan akan kemungkinan mendapat malu karena pembocoran itu.

Departemen luar negeri AS menyatakan penyebaran pesan diplomatik akan "menciptakan ketegangan" antara diplomat AS dan "rekan-rekannya di dunia".

Wikileaks mengatakan pemerintah AS khawatir karena harus bertanggungjawab.

Para pengamat memandang AS dan sekutunya kemungkinan akan dipermalukan akibat penerbitan hasil kajian blak-blakan terhadap pemerintah asing oleh para pejabatnya.

Wikileaks belum memastikan kapan dokumen tersebut akan diterbitkan.

Situs internet yang dibuat Julian Assange menyatakan permulaan minggu ini bahwa pembocoran dokumen tersebut kemungkinan akan tujuh kali lebih besar daripada 400 ribu dokumen Pentagon perang Irak yang diterbitkan bulan Oktober.

Spekulasi

Juru bicara departemen luar negeri PJ Crowley memperingatkan hari Rabu bahwa dokumen-dokumen tersebut dapat memperlemah kepercayaan kepada AS sebagai rekan diplomatik.

"Saat kepercayaan dirusak dan kemudian muncul di halaman muka surat kabar atau berita utama TV dan radio, maka pasti ada pengaruhnya," katanya.

Juru bicara Perdana Menteri Inggris David Cameron hari Jumat mengatakan: "Sudah pasti, pemerintah diberitahu pejabat Amerika, oleh duta besar Amerika, tentang kemungkinan isi bocoran ini.

"Saya tidak ingin berspekulasi tentang apa yang akan dibocorkan sebelum hal tersebut dibocorkan."

Wartawan BBC di Washington, Steve Kingstone mengatakan departemen luar negeri Amerika berusaha keras menghubungi sejumlah kedutaan besar asing.

Media masih belum mengetahui secara pasti apa yang dimiliki Wikileaks - yang diduga dapat berupa tiga juta dokumen - dan ada kemungkinan departemen luar negeri tidak mengetahui secara pasti apa yang dimiliki Wikileaks, lapor wartawan kami.

Sejumlah laporan surat kabar mengisyaratkan dokumen yang dibocorkan diantaranya adalah tentang pertolongan yang diberikan Turki kepada milisi al-Qaida di Irak dan bantuan AS kepada kelompok separatis Kurdi di Irak.

Dokumen lain yang diperkirakan akan dibocorkan adalah pesan kabel hubungan Israel-Amerika.

Sangat buruk

Duta besar Amerika untuk Irak James Jeffrey seperti dikutip kantor berita AFP mengatakan Wikileaks "sangat menghambat" usaha AS membina rasa percaya dengan negara-negara lain.

"Saya tidak memahami tujuan pembocoran dokumen-dokumen ini," dia mengatakan kepada wartawan di Baghdad. "Hal ini tidak membantu, hal ini merusak pekerjaan kami disini."

Sumber dokumen yang kemungkinan akan dibocorkan Wikileaks tidak diketahui.

Meskipun demikian, Prajurit satu militer AS Bradley Manning, seorang pengamat militer yang ditahan bulan Juni karena diduga membocorkan dokumen rahasia, saat ini masih ditahan menunggu persidangannya.

Dia diduga membocorkan akses jaringan rahasia untuk mendapatkan puluhan ribu pesan kabel departemen luar negeri AS, sebagian dari pesan tersebut adalah kabel rahasia.

Swedia minta pendiri Wikileaks ditahan

Assange menyangkal seluruh tuduhan itu pada bulan Agustus

Swedia mengeluarkan surat perintah penahanan internasional terhadap pendiri situs pembocor dokumen rahasia Wikileaks, Julian Assange, dalam kasus pemerkosaan.

Dia dicari atas dugaan melakukan pemerkosaan, pelecehan seksual dan pemaksaan ilegal, yang dia sangkal.

Berbagai tuduhan ini terkait dengan kunjungannya ke Swedia bulan Agustus lalu.

Assange, warga Australia yang tidak tinggal di Swedia, mengatakan berbagai tuduhan itu adalah bagian dari upaya untuk menghancurkan namanya.

Situs Wikileaks telah membeberkan beragam dokumen rahasia terkait kegiatan militer Amerika di Irak dan Afghanistan.

Jaksa penuntut di Stockholm memulai penyelidikan mengenai kasus ini Agustus lalu, namun kasus itu kemudian dibatalkan oleh jaksa agung sehari kemudian.

Bulan September lalu Direktur Penuntutan Swedia, Marianne Ny, membuka lagi penyelidikan, tetapi dia tidak meminta agar Assange ditahan.

Ny sekarang mengatakan Assange, 39 tahun, perlu diinterogasi.

Ketika tuduhan itu pertama kali muncul Assange mengatakan kemunculan tuduhan-tuduhan itu, ditengah berbagai kecaman terhadap Wikileaks karena membocorkan dokumen rahasia mengenai Afghanistan, sangat ganjil.

•detik

Siapa Orang Terkuat di Dunia Teknologi?

Washington - Siapakah orang yang dinilai paling kuat di ranah teknologi? Berdasarkan peringkat 100 orang paling berkuasa di dunia versi majalah Forbes, Bill Gates adalah jawabannya.

Pendiri Microsoft itu bertengger di peringkat ke sepuluh, sehingga berada di urutan teratas tokoh paling kuat yang berkecimpung di dunia teknologi.
Dia mengalahkan nama-nama besar lain termasuk dedengkot Apple, Steve Jobs.

Forbes antara lain memuji upaya besar Gates dalam bidang kemanusiaan. Memang setelah pensiun dari Microsoft, drop out universitas Harvard ini menyumbangkan sebagian kekayaannya untuk membantu memerangi kemiskinan.

Ranking Gates 7 tingkat lebih tinggi ketimbang Steve Jobs. Mengenai Jobs, Forbes menyanjung dia karena memiliki kreativitas 'gila' dan kemampuan melakukan tranformasi industri secara rutin, dengan gadget semacam iPhone ataupun iPad.

Nama lain dari dunia teknologi yang masuk daftar adalah pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin di urutan ke 22. Kemudian ada pula sang bos Facebook, Mark Zuckerberg di tempat ke 40.

Robin Li, Chief Executive mesin cari Baidu sukses bercokol di tempat ke 46. Lalu ada pemilik Amazon, Jeff Bezos di urutan 66. Seiring popularitas situs Wikileaks, Editor in chief situs pembocor dokumen rahasia ini, Julian Assange, berada di nomor 68.

Dalam daftar tersebut, posisi nomor satu orang paling berkuasa di dunia diisi oleh Presiden China, Hu Jintao diikuti oleh Barack Obama. Demikian seperti dilansir Telegraph dan dikutip detikINET, Senin (8/11/2010).

Menguak Agenda Kunjugan Obama

Jakarta - Jika tak ada aral melintang, Obama akan datang berkunjung ke Indonesia bulan November ini. Terlalu naïf rasanya jika kunjungan resmi seorang kepala negara adidaya hanya dilihat sebagai 'gesture' diplomatik tanpa muatan kepentingan. Sebab, sejatinya kunjungan kenegaraan adalah pintu utama pertukaran kepentingan. Bila Indonesia gagal memahami misi besar dalam kunjungan Obama, bukan tidak mungkin kita hanya menjadi pihak yang dimanfaatkan 'zonder' keuntungan yang signifikan.

Meredam Kekecewaan Dunia Islam

Agenda pertama kunjungan perdana Obama ke Indonesia, berhubungan langsung dengan kenyataan demografis negara kita. Indonesia merupakan rumah bagi komunitas muslim terbesar di dunia. Fakta demografis ini menjadi penting mengingat citra Amerika yang luluh lantak di dunia Islam hingga kini belum pulih seutuhnya.

Ambruknya citra Amerika di mata dunia Islam lebih disebabkan oleh kebijakan sembrono mantan presiden George Bush. Bush Junior dengan ringannya menginvasi Irak, dan Afghanistan serta mengajak Iran untuk 'berduel'. Sehingga, lumrah saja bila mayoritas penduduk negara-negara Islam mempersepsikan bahwa Amerika sedang berperang dengan Islam. Barack Hussein Obama yang terpilih 2008 lalu, tampil dengan membawa janji untuk merubah tingkah laku unilateral Amerika di dunia internasional.

Dalam safari pidato di Turki dan Mesir 2009 lalu, dengan berapi-api Obama berjanji untuk segera menyelesaikan masalah yang ditimbulkan Amerika di Irak, Afghanistan dan Palestina. Namun setelah hampir dua tahun, kabar baik sepertinya tak kunjung datang. Benar  bahwa hak-hak politik rakyat Irak telah dipulihkan dengan pendudukan Amerika. Namun, demokrasi yang dinikmati oleh rakyat Irak menjadi tidak berarti dibanding jatuhnya korban sipil tiap hari tanpa henti. Benar pula, bahwa Obama telah menginstruksikan penarikan pasukan di Irak hingga di angka 50 ribu sampai Desember 2011 nanti. Namun, faktanya penarikan pasukan di Irak terlihat seperti re-posturisasi kekuatan Amerika di kawasan tersebut. Sebab pada saat yang bersamaan, justru Amerika memerintahkan 30 ribu pasukan tambahan di Afghanistan (Lihat BBC News.com 3 Agustus 2010).

Fakta  tersebut diperparah oleh munculnya situs WIKILEAKS yang  mempublikasikan dokumen rahasia terkait sepak terjang pasukan Amerika di Irak dan Afghanistan. Dari kurang lebih 400 ribu dokumen, tidak sedikit di antaranya yang membuka aib prilaku brutal pasukan Amerika di wilayah konflik, mulai dari penyiksaan, pembunuhan masyrakat sipil hingga penistaan terhadap pasukan musuh yang sudah menyerah. Akibatnya, ekspektasi positif dunia Islam yang tadinya sudah direngkuh Obama, lambat laun buyar kembali.

Dalam konteks inilah, kunjungan Obama ke Indonesia merupakan bagian dari langkah konsisten Kampanye Pencitraan Internasional. Hal ini dibuktikan dengan adanya  permintaan Obama untuk berkunjung ke Istiqlal dan berpidato secara terbuka. Tayangan Obama yang tengah berpidato dan disambut hangat oleh muslim Indonesia tentu diniatkan untuk menimbulkan efek simpati global bagi Amerika Serikat.

Meredam China


Namun, upaya penguatan citra positif di  dunia Islam, bukanlah satu-satunya target utama Amerika. Meredam kekecewaan dunia Islam hanyalah bagian strategi Amerika yang sedang bersiap-siap menghadapi kekuatan yang selama ini kerap dilalaikan, China. Langkah ini mutlak diperlukan, sebab negara sebesar Amerika Serikat sekalipun tetap akan kewalahan bila harus menghadapi persaingan di dua front sekaligus. Dunia Islam dan China. Diharapkan, citra positif yang akan dipancarkan melalui Indonesia, sedikit banyak akan mampu mengisolasi kemelut yang sedang dihadapi Amerika di Dunia Islam. Sehingga, sumber daya Amerika yang tengah terkuras, dapat dialihkan untuk menghadapi China,

Amerika memang memiliki alasan yang logis untuk nervous terhadap China. Semenjak reformasi ekonomi yang diluncurkan Deng Xiaoping awal tahun 80-an, PDB China tumbuh pesat dalam kisaran rata-rata 8,5% pertahun (lihat China Task Force report, Council on Foreign Relations, www.cfr.org). Setelah berhasil menggeser Jerman pada tahun 2007 (Lihat The Wall Street Journal, 21 Januari 2010) dan Jepang pada 2010 (lihat www.Bloomberg.com 16 agustus 2010), China kini menjadi Negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua dunia, dan hanya setingkat di bawah Amerika Serikat. Jika tren pertumbuhan ekonomi China berlanjut terus, Goldman Sachs memprediksi pada rentang 2025 hingga 2040, besaran ekonomi China akan sama dengan Amerika Serikat. Dan pada 2050, China dapat menggeser posisi Amerika menjadi kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

Apakah konsekuensinya? Selain mengangkat 400 juta rakyat China (lihat Task Force report) dari garis kemiskinan, pertumbuhan ekonomi yang dashyat mendorong China untuk memperkuat dua variabel  strategis. Kekutan militer dan pengaruh kawasan. Bermodalkan kekuatan ekonomi, prosentase anggaran militer China mengalami peningkatan dua digit setiap tahunnya, Kini China bukan hanya mampu memodernisasi persenjataan, namun juga membangun armada laut yang kuat dan memiliki kapabilitas ofensif.

Konsekuensi kedua ialah perluasan pengaruh kawasan. Dalam kalkulasi Geopolitik, di arah timur dan Pasifik, China terhadang oleh Taiwan, Jepang dan Korea Selatan yang notabene sekutu erat Amerika Serikat. Di bagian utara, China masih bermasalah dengan Rusia. Di arah barat, pasukan Amerika jelas hadir di Irak dan Afghanistan. Hubungan dengan India juga tidak bisa dikatakan harmonis. Sehingga perluasan pengaruh yang paling dimungkinkan adalah melalui arah selatan.

Di sinilah Indonesia\memainkan peranan penting. Sebagai negara terbesar di kawasan Asia Tenggara, China jelas akan meningkatkan pengaruhnya di Indonesia, baik melalui perdagangan, investasi maupun bantuan secara langsung. Pentingnya posisi Indonesia pernah diungkapkan oleh Brezinzki, mantan anggota Dewan Keamanan Nasional Amerika. Ia mengatakan, "US must construct a coalition around China, which is an increasingly powerful land independent player, and that the coalition must include Indonesia as they could become an important obstacle to Chinese south ward aspiration". Singkatnya, Indonesia akan menjadi medan baru perebutan pengaruh antara Amerika dan China. Dan Obama akan berupaya dengan segala cara untuk memastikan Indonesia tetap dalam lingkar pengaruh Amerika Serikat dan tidak berpaling ke China.

Mengingat nilai strategis Indonesia bagi keberhasilan dua agenda penting Obama, bukan saatnya Indonesia menundukkan kepala dan malu-malu berhadapan dengan negara adidaya tersebut. Indonesia harus agresif mendesakkan agenda yang dipandang merupakan bagian dari kepentingan nasional. Dan bila kepentingan nasional kita tidak diakomodasi Amerika, bukan langkah yang salah bila sejenak Indonesia mengalihkan pandangan ke China.

*) Rico Marbun MSc adalah peneliti The Future Institute, staf Pengajar Hub Internasional Univ Paramadina dan PTIK. Alamat email: ricoui@yahoo.com

•detik