Pages

Senin, 13 Desember 2010

AS Bantah Tudingan Membiarkan Penyiksaan Tahanan Irak

Washington - Dalam dokumen-dokumen rahasia mengenai perang Irak yang dibocorkan situs WikiLeaks, militer Amerika Serikat (AS) dituding membiarkan penyiksaan tahanan yang dilakukan pasukan Irak.

Namun tudingan itu dibantah oleh Jenderal George Casey, kepala staf Angkatan Darat AS yang sebelumnya memimpin pasukan di Irak selama hampir tiga tahun.

Casey membantah pemberitaan sejumlah media yang menyebutkan militer AS menutup mata atas penganiayaan tahanan Irak.

"Bukan begitu kasusnya. Kebijakan kami selama ini adalah ketika tentara-tentara Amerika mendapati penyiksaan tahanan, mereka menghentikannya dan kemudian segera melaporkannya ke rantai komando Amerika dan rantai komando Irak," ujar Casey kepada wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (26/10/2010).

Dalam situsnya, WikiLeaks mulai melempar dokumen-dokumen rahasia mengenai perang Irak ke publik pada 22 Oktober lalu. WikiLeaks mengklaim kebocoran ini merupakan yang terbesar dalam sejarah militer Amerika.

Tiap catatan itu tergolong 'SIGACT' (Significant Action in the war). Ini kali pertama detil kejadian yang dilihat dan didengar tentara AS langsung di medan perang bisa diketahui oleh masyarakat luas. Padahal sebelumnya catatan tersebut tidak pernah diizinkan oleh pemerintah AS diumumkan ke publik.

Isi dokumen berisi antara lain data 109.032 orang yang tewas dalam perang Irak. Mereka yang tewas terdiri dari 66.081 warga sipil, 23.984 pengacau keamanan (musuh), 15.196 tentara Irak, 3.771 orang tentara pasukan koalisi.

Dalam dokumen tersebut juga disebutkan bahwa ada sekitar 15 ribu kematian korban sipil yang sebelumnya tidak pernah dilaporkan AS. Namun hal itu dibantah Casey.

Menurutnya, pasukan AS secara teratur mendatangi rumah-rumah duka untuk mencari tahu jumlah korban tewas. "Kami secara aktif pergi keluar dan mencoba memahami dampak tindakan-tindakan kami serta tindakan kelompok-kelompok militan terhadap warga sipil," ujar Casey.

Jumlah dokumen rahasia militer yang dibocorkan WikiLeaks tersebut berjumlah hampir 400 ribu dokumen. Juru Bicara Departemen Pertahanan AS telah menyatakan, kebocoran dokumen ini mungkin akan mengancam keselamatan sekitar 300 informan militer AS di Irak.

Departemen Pertahanan AS telah mengorganisasi tim untuk membandingkan dokumen yang dipublikasikan WikiLeaks dengan dokumen asli Pentagon untuk memastikan ancaman yang ditimbulkan terhadap pasukan AS, sekutu, serta tentara-tentara yang sedang bertugas di Irak.

•detik

0 komentar:

Posting Komentar