Pages

Senin, 13 Desember 2010

PM Irak mengecam Wikileaks

Kantor PM Irak menyatakan dokumen tidak membuktikan ada penyiksaan

Perdana Menteri Irak Nourki al-Maliki mengkritik waktu peluncuran hampir 400 ribu dokumen rahasia militer Amerika Serikat mengenai konflik di sana oleh Wikileaks.

Kantor Nouri al-Maliki menuduh pelepasan dokumen itu menyabotase upayanya membentuk pemerintah baru dengan membuat tuduhan dia terkait dengan pasukan pembunuh Syiah.

Maliki, seorang Syiah, berusaha mempertahankan jabatannya setelah pemilihan Maret lalu yang tidak menghasilkan kemenangan telak.

Wikileaks menyatakan pembeberan dokumen itu bertujuan mengungkapkan kebenaran mengenai perang di Irak.

Dalam pernyataan kerasnya, kantor al-Maliki membantah anggapan bahwa pasukan yang berada di bawah kendalinya bertindak sebagai pasukan pembunuh.

Wartawan BBC Jim Muir di Baghdad menyebutkan, tuduhan bahwa Maliki terkait dengan pasukan pembunuh yang bertanggung jawab atas konflik sektarian tahun 2006 sampai 2007 terutama diungkap jaringan televisi Al Jazeera.

Kantor Maliki menyatakan pasukan Irak menghormati ketentuan hukum dan tidak bertindak di luar pertimbangan sektarian.

Pernyataan itu menuduh Wikileaks sebagai "permainan media yang bermotif tujuan politik tertentu".

Pendiri Wikileaks Julian Assange mengatakan catatan-catatan itu menunjukkan telah terjadi "pertumpahan darah di setiap sudut Irak" dan memberikan bukti mengenai kejahatan perang.

Namun Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS Laksamana Mike Mullen mengecam keras pembeberan informasi rahasia.

Dalam sebuah pesan di Twitter, dia menyebut Wikileaks "tidak bertanggung jawab" dan mengatakan situs internet itu "membahayakan nyawa seseorang dan memberikan musuh informasi berharga."

Langkah Wikileaks itu, kata wartawan BBC Jim Muir di Baghdad, tidak banyak menarik perhatian masyarakat Irak.

•detik

0 komentar:

Posting Komentar